TEROBOSAN DUNIA FARMASI

Berbagai terobosan yang dilakukan dunia Farmasi di Indonesia. Semua itu tidak lain memenuhi produk farmasi yang dibutuhkan masyarakat di Tanah Air. Namun dari tahun-ketahun Indonesia berusaha menekan produk impor, terutama dalam segi bahan baku. Semua itu tidak lain untuk meningkatkan kemandirian agar bisa memproduksi sendiri, meski kadarnya relatif kecil.
“Tidak ada negara yang mampu memproduksi sendiri bahan Farmasi yang dibutuhkan. Namun tentunya dengan cara menekan impor, maka dari tahun ke tahun bisa diturunkan kapasitasnya. Seperti halnya impor bahan baku farmasi di tahun sebelumnya mencapai 96 persen. Pada tahun kelima diharapkan bisa ditekan menjadi 90 persen,”jelas Maura Linda Sitanggang, Direktur General Pharmaceutical dan Medical Devices dalam sambutannya di Convention of Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhl SEA) ketiga di Jakarta International Expo, Selasa (20/5).
Linda mengatakan, penekanan impor bahan produk farmasi bisa mencapai dibawah 90 persen lebih bagus lagi. Semua itu merupakan usaha keras agar bisa mandiri, meski tidak bisa meninggalkan dunia impor dari negara lain. Penekanan bahan baku farmasi bisa dilakukan berbagai cara, baik melalui peningkatan atau pertumbuhan Industri Farmasi yang ada di Indonesia maupun pertumbuhan bahan herbal.
Obat-obatan melalui bahan alam seperti tumbuh-tumbuhan sebagai bahan baku herbal juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia. Kondisi seperti itu sangat membanggakan dalam dunia farmasi dengan kemandirian yang terus ditingkatkan. Pemerintah mengalokasikan dana cukup besar dalam pengadaan dunia farmasi. Bahkan tahun 2013 mencapai Rp 52 triliun mencakup segmen. Sementara untuk bahan baku Farmasi (obat-obatan) sendiri mencapai Rp 1,5 triliun.
Linda mengatakan, tahun 2014 kebutuhan farmasi menyangkut obat-obatan mengalami peningkatan dua kali lipat. Dengan begitu, dana yang dibutuhkan juga meningkat bisa mencapai Rp 3 triliun. Apalagi dengan adanya peluncuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dari pemerintah. Sudah tentu kebutuhan obat-obatan yang diperlukan cukup besar.
Untuk itu Linda menghimbau, agar bahan baku obat-obatan impor bisa diturunkan di tahun 2014 dan selanjutnya hingga lima tahun mendatang. Dengan harapan, pengeluaran dana yang besar bisa diperkecil lagi hingga mencapai target yang diharapkan pemerintah. Meski untuk memenuhi kebutuhan dunia farmasi ada beberapa kesulitan, terutama mengadaan bahan baku dari alam dan juga dari kimia.
Namun ia optimis semua kendala yang dihadapi dunia farmasi dalam memperkecil fatkor impor bisa dipenuhi. Dengan cara menigkatkan kemandirian dengan pengadaan bahan baku sumber alam maupun kimia melalui industri farmasi yang terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.